Renungan awal tahun.
Bacaan Alkitab:
-
Keluaran 15 : 22 – 27
-
Matius 6 : 25 – 34.
Sukacita, kegembiraan dan
kebahagiaan, itulah yang mewarnai kehidupan setiap orang ketika memasuki Tahun
yang baru… berbagai luapan kegembiraan telah memberi nuansa baru ketika
saat-saat memasuki tahun baru tiba… seperti itulah yang selalu terjadi di pergantian
tahun. Orang tidak hanya saling mengucapkan selamat tahun baru sambil berjabat
tangan. Tapi langit gelap diliputi cahaya warna-warni kembang api/petasan
diringi bunyi bagaikan dentuman suara senjata di medan pertempuran…..
Sesuatu yang baru, memang pasti
akan disambut dengan gembira dan bahagia, walaupun disadari apa yang akan
terjadi dan dialami, semuanya merupakan misteri…
Memasuki dan menjalani kehidupan
ditahun yang baru ini, saya mengajak kita ber-refleksi dari kisah perjalanan
bangsa Israel ketika mereka keluar dari tanah mesir menuju tanah perjanjian
(Kanaan). Pengalaman pahit yang sangat menyedihkan di Mesir, menjadi alasan
bagi umat itu, untuk bergembira ketika mereka dapat keluar dari cengkraman
kerja paksa di mesir selama 400 tahun. Harapan untuk dapat memulai hidup baru
membuat mereka dengan penuh keyakinan menatap masa depan yang penuh harapan
dalam lintasan sejarah sebagai umat pilihan Tuhan…
Dibenak mereka pasti terlintas
perasaan, selamat tinggal masa lalu yang penuh derita… apalagi ketika dengan
mudah mereka dapat melintasi laut teberau, dimana dengan mata kepala mereka
sendiri menyaksikan pasukan Firaun binasa tenggelam dalam laut… pengalaman pertama yang dialami dengan
keyakinan bahwa tangan Tuhan yang perkasa telah menuntun dan menyelamatkan
mereka pasti semakin membuat mereka peraya bahwa penderitaan, ketakutan serta
segala hal yang dapat mengancam keselamatan mereka telah berkahir… seperti
itukah perjalanan selanjutnya dari umat itu ?.
Keluaran 15 : 22 – 27, bercerita
tentang bagaimana kisah selanjutnya dari umat itu ketika mereka keluar dari
Mesir. Kisah tentang awal perjalanan pengembaraan dari laut Teberau ke padang
gurun Syur. Seperti yang kita baca dari ayat 22 bahwa tiga hari perjalanan di
padang gurun itu mereka tidak mendapat air…
Saudara-saudara…
Air merupakan kebutuhan fital
bagi manusia. dan dapat dibayangkan perjalanan tiga hari di padang gurun itu
mereka kehabisan air, ditengah keletihan dan dehidrasi apalagi bagi kaum wanita dan anak2… ini persoalan yg tidak mudah karena
menyangkut kebutuhan hidup dan keselamatan mereka. Dan parahnya lagi persoalan
ini justru muncul disaat mana, mereka baru saja meninggalkan penderitaan
panjang di mesir, saat dimana sukacita dan kebahagiaan menyongsong masa depan
baru sementara mereka rasakan…
Melintasi tahun 2014, kehidupan
kita ibarat umat Israel dalam pengembaraan di padang gurun. Seperti mereka
demikian juga dengan kita. Kita tidak tahu seperti apa yang akan dijumpai dan
dialami di depan kita.
Pengalaman umat Israel ini
menolong kita memahami konsep yang benar tentang penyertaan dan pemeliharaan
Tuhan. Disertai Tuhan tidak berarti bahwa segala sesuatu dalam hidup akan
berjalan lancar tanpa masalah. Mungkin bila segala sesuatu berjalan lancar kita
justru tidak akan belajar apapun tentang Tuhan. Sebaliknya saat masalah datang,
umat Tuhan diajar untuk memercayai pemeliharaan Tuhan. Tuhan mampu menolong
umat keluar dari krisis. Itulah yang umat Israel alami saat krisis air minum
melanda mereka. Di padang gurun, krisis seperti itu dengan cepat berubah
menjadi sesuatu yang kritis.
Justru pada saat seperti itu
mereka belajar mengandalkan Tuhan. Sungut-sungut tidak dapat menolong, bahkan
bisa menimbulkan murka Tuhan. Namun dengan memandang kepada Tuhan, mereka
menyaksikan kuasa-Nya yang kreatif, yang mengubah air pahit menjadi air manis
(band. Yesus mengubah air menjadi anggur di Yoh. 2:1-10). Penyertaan Tuhan
menuntut penyerahan total dan ketaatan penuh pada perintah-Nya. Hanya saat
mereka bersandar penuh pada-Nya, Ia membukakan mata air berkat-Nya yang
melimpah (ayat 27).
Tidak selalu hidup umat Tuhan
berjalan lancar tanpa masalah. Ada waktunya Tuhan mengizinkan krisis melanda
hidup dan menguji. Maka krisis seharusnya mendekatkan kita pada Tuhan. Sebab
itu jangan pernah mencoba menyelesaikan sendiri masalah kita tanpa
mengikutsertakan Tuhan, apalagi sampai mempersalahkan bahkan meninggalkan Dia
untuk kompromi dengan dosa. Melalui krisis yang bahkan bisa memuncak menjadi
kritis, Tuhan dapat menyatakan pertolongan-Nya secara ajaib dan kreatif...
Selanjutnya… kita perlu belajar
dari Musa sebagai seorang pemimpin yang diperayakan membawa umat Israel menuju
tanah Kanaan. Krisis air minum yang melanda umat itu, merupakan ujian terhadap
kepemimpinan Musa. Sebab umat tidak saja hanya diperhadapkan pada krisis
kebutuhan hidup dan keslamatan mereka, namun juga krisis keperayaan terhadap
musa sebagai pemimpin. Pengalaman Musa dapat menjadi pembelajaran berharga bagi
kita sebagai Pemimpin/Pelayan, apalagi tahun 2014 ini merupakan tahun dimana
masa depan bangsa akan ditentukan melalui PEMILU Legislatif dan PILPRES.
Ternyata Musa tidak hanya
mengerti/memahami apa yg dirasakan umat saat itu. Namun ia juga tahu apa yang
harus ia lakukan agar umat terhindar dari ancaman keselamatan dan ia sendiri
terhindar dari penolakan umat karena dianggap tidak mampu. Musa berseru kepada
Tuhan, ia tidak mengandalkian diri, pengetahuan, kekuatan dan kemampuan sendiri….
Musa tidak mengalihkan persoalan yang sedang dihadapi pada hal-hal yang lain,,,
namun sekali lagi Musa berseru kepada Tuhan dan Pada saat itu Tuhan menyatakan
pertolonganNya.
Bukankah juga kita begitu gampang
bersungut-sungut tatkala menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini ???
Bukankah juga selaku pemimpin/pelayan sering kita tidak peduli terhadap
persoalan yang muncul di tengah masyarakat dan jemaat ???
Saudara-saudara…
Kepahitan dapat berubah menjadi sesuatu
yang manis… Tantangan dapat berubah menjadi peluang, ketika mempercayakan diri
dalam tuntunan Tuhan serta mengandalkan kekuatan kuasaNya… sebab itu pula
seperti kata Yesus: “Janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami
makan ? Apakah yang akan kami minum ? Apakah yang akan kami pakai ? (Mat 6:
31) ....... Bapamu yang disorga tahu,
bahwa kamu memerlukan semuanya itu (Mat 6:32b). AMIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar