Kamis, 02 Januari 2014

PERTOLONGAN TUHAN TEPAT PADA WAKTUNYA.


Renungan awal tahun.
Bacaan Alkitab:
-          Keluaran 15 : 22 – 27
-          Matius 6 : 25 – 34.

Sukacita, kegembiraan dan kebahagiaan, itulah yang mewarnai kehidupan setiap orang ketika memasuki Tahun yang baru… berbagai luapan kegembiraan telah memberi nuansa baru ketika saat-saat memasuki tahun baru tiba… seperti itulah yang selalu terjadi di pergantian tahun. Orang tidak hanya saling mengucapkan selamat tahun baru sambil berjabat tangan. Tapi langit gelap diliputi cahaya warna-warni kembang api/petasan diringi bunyi bagaikan dentuman suara senjata di medan pertempuran…..
Sesuatu yang baru, memang pasti akan disambut dengan gembira dan bahagia, walaupun disadari apa yang akan terjadi dan dialami, semuanya merupakan misteri…
Memasuki dan menjalani kehidupan ditahun yang baru ini, saya mengajak kita ber-refleksi dari kisah perjalanan bangsa Israel ketika mereka keluar dari tanah mesir menuju tanah perjanjian (Kanaan). Pengalaman pahit yang sangat menyedihkan di Mesir, menjadi alasan bagi umat itu, untuk bergembira ketika mereka dapat keluar dari cengkraman kerja paksa di mesir selama 400 tahun. Harapan untuk dapat memulai hidup baru membuat mereka dengan penuh keyakinan menatap masa depan yang penuh harapan dalam lintasan sejarah sebagai umat pilihan Tuhan…
Dibenak mereka pasti terlintas perasaan, selamat tinggal masa lalu yang penuh derita… apalagi ketika dengan mudah mereka dapat melintasi laut teberau, dimana dengan mata kepala mereka sendiri menyaksikan pasukan Firaun binasa tenggelam dalam laut…  pengalaman pertama yang dialami dengan keyakinan bahwa tangan Tuhan yang perkasa telah menuntun dan menyelamatkan mereka pasti semakin membuat mereka peraya bahwa penderitaan, ketakutan serta segala hal yang dapat mengancam keselamatan mereka telah berkahir… seperti itukah perjalanan selanjutnya dari umat itu ?.
Keluaran 15 : 22 – 27, bercerita tentang bagaimana kisah selanjutnya dari umat itu ketika mereka keluar dari Mesir. Kisah tentang awal perjalanan pengembaraan dari laut Teberau ke padang gurun Syur. Seperti yang kita baca dari ayat 22 bahwa tiga hari perjalanan di padang gurun itu mereka tidak mendapat air…
Saudara-saudara…
Air merupakan kebutuhan fital bagi manusia. dan dapat dibayangkan perjalanan tiga hari di padang gurun itu mereka kehabisan air, ditengah keletihan dan dehidrasi  apalagi bagi kaum wanita dan anak2…  ini persoalan yg tidak mudah karena menyangkut kebutuhan hidup dan keselamatan mereka. Dan parahnya lagi persoalan ini justru muncul disaat mana, mereka baru saja meninggalkan penderitaan panjang di mesir, saat dimana sukacita dan kebahagiaan menyongsong masa depan baru sementara mereka rasakan…
Melintasi tahun 2014, kehidupan kita ibarat umat Israel dalam pengembaraan di padang gurun. Seperti mereka demikian juga dengan kita. Kita tidak tahu seperti apa yang akan dijumpai dan dialami di depan kita.
Pengalaman umat Israel ini menolong kita memahami konsep yang benar tentang penyertaan dan pemeliharaan Tuhan. Disertai Tuhan tidak berarti bahwa segala sesuatu dalam hidup akan berjalan lancar tanpa masalah. Mungkin bila segala sesuatu berjalan lancar kita justru tidak akan belajar apapun tentang Tuhan. Sebaliknya saat masalah datang, umat Tuhan diajar untuk memercayai pemeliharaan Tuhan. Tuhan mampu menolong umat keluar dari krisis. Itulah yang umat Israel alami saat krisis air minum melanda mereka. Di padang gurun, krisis seperti itu dengan cepat berubah menjadi sesuatu yang kritis.
Justru pada saat seperti itu mereka belajar mengandalkan Tuhan. Sungut-sungut tidak dapat menolong, bahkan bisa menimbulkan murka Tuhan. Namun dengan memandang kepada Tuhan, mereka menyaksikan kuasa-Nya yang kreatif, yang mengubah air pahit menjadi air manis (band. Yesus mengubah air menjadi anggur di Yoh. 2:1-10). Penyertaan Tuhan menuntut penyerahan total dan ketaatan penuh pada perintah-Nya. Hanya saat mereka bersandar penuh pada-Nya, Ia membukakan mata air berkat-Nya yang melimpah (ayat 27).
Tidak selalu hidup umat Tuhan berjalan lancar tanpa masalah. Ada waktunya Tuhan mengizinkan krisis melanda hidup dan menguji. Maka krisis seharusnya mendekatkan kita pada Tuhan. Sebab itu jangan pernah mencoba menyelesaikan sendiri masalah kita tanpa mengikutsertakan Tuhan, apalagi sampai mempersalahkan bahkan meninggalkan Dia untuk kompromi dengan dosa. Melalui krisis yang bahkan bisa memuncak menjadi kritis, Tuhan dapat menyatakan pertolongan-Nya secara ajaib dan kreatif...
Selanjutnya… kita perlu belajar dari Musa sebagai seorang pemimpin yang diperayakan membawa umat Israel menuju tanah Kanaan. Krisis air minum yang melanda umat itu, merupakan ujian terhadap kepemimpinan Musa. Sebab umat tidak saja hanya diperhadapkan pada krisis kebutuhan hidup dan keslamatan mereka, namun juga krisis keperayaan terhadap musa sebagai pemimpin. Pengalaman Musa dapat menjadi pembelajaran berharga bagi kita sebagai Pemimpin/Pelayan, apalagi tahun 2014 ini merupakan tahun dimana masa depan bangsa akan ditentukan melalui PEMILU Legislatif dan PILPRES.
Ternyata Musa tidak hanya mengerti/memahami apa yg dirasakan umat saat itu. Namun ia juga tahu apa yang harus ia lakukan agar umat terhindar dari ancaman keselamatan dan ia sendiri terhindar dari penolakan umat karena dianggap tidak mampu. Musa berseru kepada Tuhan, ia tidak mengandalkian diri, pengetahuan, kekuatan dan kemampuan sendiri…. Musa tidak mengalihkan persoalan yang sedang dihadapi pada hal-hal yang lain,,, namun sekali lagi Musa berseru kepada Tuhan dan Pada saat itu Tuhan menyatakan pertolonganNya.
Bukankah juga kita begitu gampang bersungut-sungut tatkala menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini ??? Bukankah juga selaku pemimpin/pelayan sering kita tidak peduli terhadap persoalan yang muncul di tengah masyarakat dan jemaat ???
Saudara-saudara…
Kepahitan dapat berubah menjadi sesuatu yang manis… Tantangan dapat berubah menjadi peluang, ketika mempercayakan diri dalam tuntunan Tuhan serta mengandalkan kekuatan kuasaNya… sebab itu pula seperti kata Yesus: “Janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan ? Apakah yang akan kami minum ? Apakah yang akan kami pakai ? (Mat 6: 31)  ....... Bapamu yang disorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu (Mat 6:32b). AMIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar