Rabu, 23 Oktober 2013

ZIARAH Tanah Perjanjian (Bagian Empat)

Menuju kota St. Catherine di Semenanjung Sinai. (30/09/2013)
Sebelum berangat menuju Kota St.Catherine di Semenanjung Sinai, rombongan Tour singgah sejenak di toko Papyrus, menyaksikan peragaan pembuatan kertas Papyrus dan berbagai gambar Kristen yang terbuat dari Papyrus...

PAPIRUS
Papirus atau Papyrus (nama ilmiah: Cyperus papyrus) adalah sejenis tanaman air yang dikenal sebagai bahan untuk membuat kertas pada zaman kuno. Tanaman ini umumnya dijumpai di tepi dan lembah Sungai Nil. Kira-kira 3500 SM, bangsa Mesir Kuno sudah memanfaatkan papirus. Mereka pada saat itu membuat kertas dari kulit-kulit tipis atau kulit-kulit halus papirus, sebelum kertas (seperti yang kita kenal sekarang) ditemukan.






Peragaan pembuatan Papirus:


Gambar/foto dibawah ini adalah sebuah Lukisan Nabi Musa yang memegang dua Loh Batu (berisi Sepuluh Perintah Allah di gunung Sinai). ukurannya sekira 1X2m.
Selanjutnya rombongan Menuju semenanjung Sinai...
Perjalanan Menuju Sinai ( kota st. Catherine ), ditempuh dalam waktu sekitar 8 jam, sebuah perjalanan panjang yang melelahkan dengan melewati rute perjalanan bangsa Israel menuju tanah perjanjian yang dipimpin oleh Nabi Musa. Perjalanan ini melewati Terusan Suez, dan Elim, tempat dimana terdapat 12 mata air dan 70 Pohon Korma (Kel. 15 : 27).
Terowongan Terusan Zues/Zues Canal sepanjang 1Km.

TERUSAN ZUES/ZUES CANAL
Terusan Suez (bahasa Arab, Qanā al-Suways), di sebelah barat Semenanjung Sinai, merupakan terusan kapal sepanjang 163 km yang terletak di Mesir, menghubungkan Pelabuhan Said (Būr Sa'īd) di Laut Tengah dengan Suez (al-Suways) di Laut Merah.
Terusan Suez dibuka tahun 1870 dan dibangun atas prakarsa insinyur Perancis yang bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps.
Terusan ini mengizinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.
Terusan ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter, menghubungkan Laut Tengah ke Teluk Suez
Dalam era Perang Dunia I Terusan Suez yang saat itu berada di bawah kekuasan Inggris, diserang oleh pasukan Jerman dan Turki Ottoman. Posisi Suez yang sangat strategis, yaitu menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah, menjadikan terusan ini objek rebutan antara pasukan Sekutu dan Axis.[1]
Saat Mesir dipimpin Presiden Gamal Abdul Nasir terusan Suez pada tanggal 26 Juli 1956 dinasionalisasi pihak Mesir. Hal ini memicu terjadinya krisis Suez karena Prancis tidak terima Suez dikuasai mesir. Pada tanggal 29 Oktober 1956 terjadi serangan gabungan dari Israel, pasukan Inggris dan Prancis di Mesir. Melalui intervensi dari PBB , Amerika Serikat dan Uni Soviet konfrontasi tersebut dapat berakhir relatif cepat, dan kampanye perang pada 22 Desember 1956 kembali dievakuasi. Dalam Perang Enam Hari mendorong Israel pada tanggal 9 Juni 1967 kembali menguasai Suez . Terusan Suez tetap tertutup untuk pengiriman dari mesir dan menempatkan di perbatasan antara Mesir dan Israel. Israel mendirikan sebuah garis pertahanan yang garis Bar-Lev dan mengusai Semenanjung Sinai . Dalam Perang Yom Kippur , pada tanggal 6 Oktober 1973 Suez berhasil dikuasai oleh pasukan Mesir . Tetapi pada akhirnya Israel juga berhasil memukul mundur Mesir dalam serangan balasan pada 16 Oktober 1973, Israel menyeberangi Suez dengan membuat sebuah jembatan di atas kanal. Pada akhir perang Yom Kippur meski Mesir kalah secara militer tapi menang secara diplomatik sehingga seluruh saluran suez dan semenanjung Sinai kembali di bawah kendali Mesir. Setelah sempat ditutup sementara akhirnya terusan Suez kemudian dibuka untuk umum lagi pada tahun 1975.
Catatan:
Terusan Zues/Zues Canal merupakan sumber devisa terbesar kedua di mesir setelah Tourism...
 
ELIM
Tempat dimana terdapat 12 mata air dan 70 pohon korma.
Elim adalah tempat subur ditengah padang pasir…
Keluaran: 15 : 27
Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.
 PERTOLONGAN TUHAN YANG KREATIF
Mengapa kita begitu gampang bersungut-sungut tatkala menghadapi berbagai masalah dalam hidup, seakan-akan Tuhan tidak menyertai kita? Mungkin karena kita memiliki konsep yang salah mengenai penyertaan dan pemeliharaan Tuhan.
Pengalaman umat Israel ini menolong kita memahami konsep yang benar tentang penyertaan dan pemeliharaan Tuhan. Disertai Tuhan tidak berarti bahwa segala sesuatu dalam hidup akan berjalan lancar tanpa masalah. Mungkin bila segala sesuatu berjalan lancar kita justru tidak akan belajar apapun tentang Tuhan. Sebaliknya saat masalah datang, umat Tuhan diajar untuk memercayai pemeliharaan Tuhan. Tuhan mampu menolong umat keluar dari krisis. Itulah yang umat Israel alami saat krisis air minum melanda mereka. Di padang gurun, krisis seperti itu dengan cepat berubah menjadi sesuatu yang kritis. Bayangkan keletihan dan dehidrasi yang mereka alami, terutama kaum wanita dan anak-anak. Justru pada saat seperti itu mereka belajar mengandalkan Tuhan. Sungut-sungut tidak dapat menolong, bahkan bisa menimbulkan murka Tuhan. Namun dengan memandang kepada Tuhan, mereka menyaksikan kuasa-Nya yang kreatif, yang mengubah air pahit menjadi air manis (band. Yesus mengubah air menjadi anggur di Yoh. 2:1-10). Penyertaan Tuhan menuntut penyerahan total dan ketaatan penuh pada perintah-Nya. Hanya saat mereka bersandar penuh pada-Nya, Ia membukakan mata air berkat-Nya yang melimpah (ayat 27).
Tidak selalu hidup umat Tuhan berjalan lancar tanpa masalah. Ada waktunya Tuhan mengizinkan krisis melanda hidup dan menguji. Maka krisis seharusnya mendekatkan kita pada Tuhan. Sebab itu jangan pernah mencoba menyelesaikan sendiri masalah kita tanpa mengikutsertakan Tuhan, apalagi sampai mempersalahkan bahkan meninggalkan Dia untuk kompromi dengan dosa. Melalui krisis yang bahkan bisa memuncak menjadi kritis, Tuhan dapat menyatakan pertolongan-Nya secara ajaib dan kreatif...
Foto2 dalam Perjalanan menuju semenanjung Sinai...
 



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar