St.CATHERINE-ISRAEL ( Tanah
Perjanjian )
Hari ke4/01.oktober 2013, adalah
hari terakhir berada di Mesir dan hari pertama berada di Israel (Tanah
perjanjian). Setelah kurang lebih 6 jam perjalanan dari semenanjung Sinai di
St.Catherine akhrinya tiba di perbatasan Mesir Israel.
Sejenak Singgah di Benteng Sultani Salahudin
Benteng Sultan Salahudin yang dibangun mengelilingi Pulau
Firaun, di wilayah Taba, Mesir (sekitar 10 Km kearah Selatan dari perbatasan
Mesir - Israel) di Teluk Aqaba - Laut Mati.
Sultan Salahudin (Salahuddin Ayyubi atau Saladin atau Salah
ad-Din) adalah pemimpin Muslim yang paling terkenal dan disegani sepanjang
sejarah Perang Salib.
Karena ketika Sultan Salahudin menyerang Yerusalem (yg
sebelumnya di mana ribuan rakyat muslim dibantai oleh pasukan Salib-Kristen),
Sultan Salahuddin segera menyampaikan perintah agar seluruh pasukan
Salib-Kristen Yerusalem menyerah.
Perintah tersebut sama sekali tidak dihiraukan, sehingga
Salahuddin bersumpah untuk membalas dendam atas pembantaian ribuan warga muslim
yang dilakukan oleh pasukan Salib-Kristen.
Setelah beberapa lama terjadi pengepungan, pasukan
Salib-Kristen kehilangan semangat tempurnya dan memohon kemurahan hati sang
Sultan. Akhirnya Sultan Salahudin memaafkan mereka.
Bangsa Romawi dan warga Syria-Kristen diberi hidup dan
diizinkan tinggal di Yerusalem dengan hak-hak warga negara secara penuh.
Bangsa Perancis dan bangsa-bangsa Latin diberi hak
meninggalkan Palestina dengan membayar uang tebusan 10 dinar setiap orang
dewasa, dan 1 dinar untuk setiap anak-anak. Jika tidak bersedia mereka
dijadikan sebagai budak.
Namun peraturan seperti ini tidak diterapkan oleh sang
sultan secara kaku. Sultan Salahuddin berkenan melepaskan ribuan tawanan tanpa
tebusan sepeser pun, bahkan ia mengeluarkan hartanya sendiri untuk membantu
menebus sejumlah tawanan. Sultan Salahuddin juga membagi-bagikan sedekah kepada
ribuan masyarakat Kristen yang miskin dan lemah sebagai bekal perjalanan mereka
pulang. Ia menyadari betapa pasukan Salib-Kristen telah membantai ribuan rnasyarakat
muslim yang tidak berdosa, namun suara hatinya tidak tega untuk melampiaskan
dendam terhadap pasukan Salib-Kristen.
Luapan sukacita, menghapus
kelelahan pendakian gunung Sinan dan perjalanan panjang melintasi padang gurun
menuju tanah perjanjian… setelah proses imigrasi dengan pemeriksaan yang sangat
ketat akhirnya kami menginjakkan kaki di tanah dimana begitu banyak orang
memiliki harapan dan kerinduan untuk bias berziarah menyaksikan dan merasakan
kehadiran Allah melalui PutraNya Jesus Kristus yang lahir, melakukan banyak
pengajaran/mujizat, menderita,mati dan dikuburkan serta bangkit pada hari
ketiga… Kini, ditanah ini, apa yang selama ini hanya dapat dibaca melalui
kesaksian Alkitab, didengar melalui mereka yang telah menginjakkan kaki di
sini, telah didepan mata, walaupun tempatnya telah mengalami perubahan besar
seiring perkembangan dan kemajuan pesat.
Welcome to Israel. Selamat datang
di tanah perjanjian, demikian sapaan akrab dari tour leader yang telah menanti
kami di perbatasan … Safi, demikian ia memperkenalkan diri sambil mengulurkan
tangannya satu persatu rombongan kami… keakraban makin terasa karena ternyata
dia fasih berbahasa Indonesia,yang sesekali dicampur dengan logat Manado…
Saat itu rombongan langsung
meluncur menuju Betlehem tempat kami akan menginap… perjalanan kurang lebih 4
jam tidak membuat kami merasa lelah, sebab tak satupun yang ingin memejamkan
mata menyaksikan tanah perjanjian itu… ditambah dengan kendaraan yang
menggunakan Wi-fi sehingga bias berkomunikasi dengan keluarga,saudara sahabat
melalui jejaring social (fb, tweeter) dan media internet lainnya secara gratis…
Dalam perjalanan ini kami
melewati Laud Mati (Dead sea), kemudian singgah ditempat yang diyakini tempat
istri Lot menjadi tiang gara yaitu Sodom dan Gomora… rombongan turun sejenak
sekira 15 menit untuk berfoto dengan latar patung tiang garam istri Lot
tersebut….. dan tibalah kami di betlehem untuk bermalam di hari pertama.
foto: Istri Lot yang menjadi tiang garam
di Kota Sodom dan Gomora.
ISRAEL
Israel (bahasa Ibrani מדינת ישראל Medinat Yisra‘el, Arab دولة إسرائيل Dawlat Isrā'īl) adalah sebuah negara di
Timur Tengah yang dikelilingi Laut Tengah, Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir dan
gurun pasir Sinai. Selain itu dikelilingi pula dua daerah Otoritas Nasional
Palestina: Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dengan populasi sebesar 7,5 juta jiwa,
Israel merupakan satu-satunya negara Yahudi di dunia.[7] Selain itu, terdapat
pula beberapa kelompok etnis minoritas lainnya, meliputi etnis Arab yang
berkewarganegaraan Israel, beserta kelompok-kelompok keagamaan lainnya seperti
Muslim, Kristen, Druze, Samaria, dan lain-lain.
Pendirian negara modern Israel
berakar dari konsep Tanah Israel (Eretz Yisrael), sebuah konsep pusat Yudaisme
sejak zaman kuno,[8] yang juga merupakan pusat wilayah Kerajaan Yehuda kuno.
Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa menyetujui dijadikannya Mandat
Britania atas Palestina sebagai "negara orang Yahudi".[9] Pada tahun
1947, PBB menyetujui Pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara
Yahudi dan satu negara Arab.[10] Pada 14 Mei 1948, Israel memproklamasikan
kemerdekaannya dan ini segera diikuti oleh peperangan dengan negara-negara Arab
di sekitarnya yang menolak rencana pembagian ini. Israel kemudian memenangkan
perang ini dan mengukuhkan kemerdekaannya. Akibat perang ini pula, Israel
berhasil memperluas batas wilayah negaranya melebihi batas wilayah yang
ditentukan oleh Rencana Pembagian Palestina. Sejak saat itu, Israel terus
menerus berseteru dengan negara-negara Arab tetangga, menyebabkan peperangan
dan kekerasan yang berlanjut sampai saat ini.[11] Sejak awal pembentukan Negara
Israel, batas negara Israel beserta hak Israel untuk berdiri telah
dipertentangkan oleh banyak pihak, terutama oleh negara Arab dan para pengungsi
Palestina. Israel telah menandatangani perjanjian damai dengan Mesir dan
Yordania, namun usaha perdamaian antara Palestina dan Israel sampai sekarang
belum berhasil.
Israel merupakan negara demokrasi
dengan sistem pemerintahan parlementer dan hak pilih universal.[12][13] Perdana
Menteri Israel menjabat sebagai kepala pemerintahan dan Knesset bertugas
sebagai badan legislatif Israel. Dalam hal produk domestik bruto, ekonomi
negara ini menduduki peringkat ke-44 di dunia.[14] Israel memiliki peringkat
Indeks Pembangunan Manusia[15], kebebasan pers,[16] dan daya saing ekonomi[17]
yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara Arab di sekitarnya. Menurut
hukum negara Israel, ibukota Israel adalah Yerusalem. Walaupun demikian badan
PBB dan kebanyakan negara di dunia tidak mengakuinya.
Etimologi
Selama lebih dari tiga ribu
tahun, nama "Israel" memiliki pengertian umum dan religi sebagai
Tanah Israel ataupun keseluruhan negara Yahudi.[18] Menurut Alkitab, Yakub
dinamai Israel setelah berhasil bergumul dengan seorang malaikat Tuhan.[19]
Berdasarkan penemuan artefak
arkeologi, nama "Israel" (selain sebagai nama pribadi) paling awal
disebutkan di prasasti Merneptah Mesir kuno (sekitar akhir abad ke-13 SM). Pada
prasasti tersebut nama "Israel" itu sendiri merujuk kepada sekelompok
orang yang berasal dari tanah tertentu.[20] Negara modern Israel dinamakan
Medinat Yisrael, yang artinya "Negara Israel". Selain itu, terdapat
pula nama-nama lain yang digagaskan, meliputi Eretz Israel ("Tanah
Israel"), Zion, dan Judea , namun semuanya ditolak.[21] Dalam Bahasa
Inggris, warga negara/orang Israel disebut sebagai Israeli. Istilah tersebut
dipilih oleh pemerintah Israel pada awal kemerdekaannya. Hal ini secara resmi
diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Moshe Sharett.[22]
Daerah ini juga dikenal sebagai
Tanah Suci, yang suci untuk semua agama Abrahamik termasuk Yahudi, Kristen,
Islam dan kepercayaan Bahá'í. Sebelum Deklarasi Kemerdekaan Israel 1.948,
seluruh wilayah ini dikenal dengan berbagai nama lain, termasuk Suriah Selatan,
Suriah Palestina, Kerajaan Yerusalem, Provinsi Iudaea, Coele-Suriah, Retjenu,
Kanaan dan, khususnya, Palestina.
Awal Sejarah
Tanah Israel, yang dikenal dalam
bahasa Ibrani sebagai Eretz Yisrael, merupakan tanah suci orang Yahudi. Menurut
kitab Taurat, Tanah Israel dijanjikan kepada tiga Patriark Yahudi oleh Tuhan
sebagai tanah air mereka[23][24]. Pada cendekiawan memperkirakan periode ini
ada pada milenium ke-2 SM.[25] Menurut pandangan tradisional, sekitar abad ke-11
SM, beberapa kerajaan dan negara Israel didirikan disekitar Tanah Israel;
Kerajaan-kerajaan dan negara-negara ini memerintah selama seribu tahun ke
depan.[26]
Antara periode Kerajaan-kerajaan
Israel dan penaklukan Muslim abad ke-7, Tanah Israel jatuh di bawah
pemerintahan Asiria, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Sassania, dan
Bizantium.[27] Keberadaan orang Yahudi di wilayah tersebut berkurang drastis
setelah kegagalan Perang Bar Kokhba melawan Kekaisaran Romawi pada tahun 132,
menyebabkan pengusiran besar-besaran Yahudi. Pada tahun 628/9, Kaisar Bizantium
Heraklius memerintahkan pembantaian dan pengusiran orang-orang Yahudi,
mengakibatkan populasi Yahudi menurun lebih jauh. Walau demikian, terdapat
sekelompok kecil populasi Yahudi yang masih menetap di tanah Israel. Tanah
Israel direbut dari Kekaisaran Bizantium sekitar tahun 636 oleh penakluk
Muslim. Selama lebih dari enam abad, kontrol wilayah tersebut berada di bawah
kontrol Umayyah,[28] Abbasiyah,[29] dan Tentara Salib sebelum jatuh di bawah
Kesultanan Mameluk pada tahun 1260. Pada tahun 1516, Tanah Israel menjadi
bagian dari Kesultanan Utsmaniyah, yang memerintah wilayah tersebut sampai pada
abad ke-20.[30]
Agama
Israel didirikan sebagai negara
kaum Yahudi dan sering kali disebut sebagai negara Yahudi. Hukum negara ini
memberikan para Yahudi dan orang-orang yang berketurunan Yahudi hak untuk
mendapatkan kewarganegaraan Israel.[220] Lebih dari tiga per empat, atau 75,5%
populasi Israel adalah Yahudi yang berlatarbelakang berbeda-beda. Sekitar 68%
Yahudi Israel dilahirkan di Israel, 22%-nya merupakan imigran dari Eropa dan
Amerika, dan 10%-nya merupakan imigran dari Asia dan Afrika (termasuk pula dari
Arab).[221] Afiliasi keagamaan penduduk Yahudi Israel bervariasi: 55%-nya
mengaku sebagai "tradisional", sedangkan 20%-nya menganggap dirinya
sendiri sebagai "Yahudi sekuler", 17% mengaku sebagai "Yahudi
Ortodoks"; sisa 8%-nya mengaku sebagai "Yahudi Haredi"[222]
Umat Muslim mencapai 16% total
populasi Israel dan merupakan agama minoritas terbesar di Israel. Sekitar 2%
populasi beragama Kristen dan 1,5%-nya beragama Druze.[223] Populasi umat
Kristen ini termasuk pula Arab Kristen dan Yahudi Mesiah.[224] Terdapat pula
sebagian kecil kelompok agama seperti agama Buddha dan Hindu.[225]
Kota Yerusalem merupakan kota
yang penting bagi umat Yahudi, Muslim, dan Kristen. Yerusalem merupakan tempat
beradanya Tembok Ratapan dan Bait Allah, Masjid Al-Aqsa, dan Gereja Makam
Kudus. Situs-situs keagamaan yang penting lainnya berlokasi di Tepi Barat,
meliputi Makam Yusuf di Shechem, Gereja Kelahiran dan Kuburan Rahel di
Betlehem, dan Gua Machpelah di Hebron.
foto: Latar belakang patung Tiang Garam istri Lot.
Malam pertama di betlehem: Hotel Mount David.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar