Selasa, 29 Oktober 2013

ZIARAH Tanah Perjanjian (Bagian Enam)


St.CATHERINE-ISRAEL ( Tanah Perjanjian )
Hari ke4/01.oktober 2013, adalah hari terakhir berada di Mesir dan hari pertama berada di Israel (Tanah perjanjian). Setelah kurang lebih 6 jam perjalanan dari semenanjung Sinai di St.Catherine akhrinya tiba di perbatasan Mesir Israel.

Sejenak Singgah di Benteng Sultani Salahudin

Benteng Sultan Salahudin yang dibangun mengelilingi Pulau Firaun, di wilayah Taba, Mesir (sekitar 10 Km kearah Selatan dari perbatasan Mesir - Israel) di Teluk Aqaba - Laut Mati.
Sultan Salahudin (Salahuddin Ayyubi atau Saladin atau Salah ad-Din) adalah pemimpin Muslim yang paling terkenal dan disegani sepanjang sejarah Perang Salib.
Karena ketika Sultan Salahudin menyerang Yerusalem (yg sebelumnya di mana ribuan rakyat muslim dibantai oleh pasukan Salib-Kristen), Sultan Salahuddin segera menyampaikan perintah agar seluruh pasukan Salib-Kristen Yerusalem menyerah.
Perintah tersebut sama sekali tidak dihiraukan, sehingga Salahuddin bersumpah untuk membalas dendam atas pembantaian ribuan warga muslim yang dilakukan oleh pasukan Salib-Kristen.
Setelah beberapa lama terjadi pengepungan, pasukan Salib-Kristen kehilangan semangat tempurnya dan memohon kemurahan hati sang Sultan. Akhirnya Sultan Salahudin memaafkan mereka.
Bangsa Romawi dan warga Syria-Kristen diberi hidup dan diizinkan tinggal di Yerusalem dengan hak-hak warga negara secara penuh.
Bangsa Perancis dan bangsa-bangsa Latin diberi hak meninggalkan Palestina dengan membayar uang tebusan 10 dinar setiap orang dewasa, dan 1 dinar untuk setiap anak-anak. Jika tidak bersedia mereka dijadikan sebagai budak.
Namun peraturan seperti ini tidak diterapkan oleh sang sultan secara kaku. Sultan Salahuddin berkenan melepaskan ribuan tawanan tanpa tebusan sepeser pun, bahkan ia mengeluarkan hartanya sendiri untuk membantu menebus sejumlah tawanan. Sultan Salahuddin juga membagi-bagikan sedekah kepada ribuan masyarakat Kristen yang miskin dan lemah sebagai bekal perjalanan mereka pulang. Ia menyadari betapa pasukan Salib-Kristen telah membantai ribuan rnasyarakat muslim yang tidak berdosa, namun suara hatinya tidak tega untuk melampiaskan dendam terhadap pasukan Salib-Kristen.



Luapan sukacita, menghapus kelelahan pendakian gunung Sinan dan perjalanan panjang melintasi padang gurun menuju tanah perjanjian… setelah proses imigrasi dengan pemeriksaan yang sangat ketat akhirnya kami menginjakkan kaki di tanah dimana begitu banyak orang memiliki harapan dan kerinduan untuk bias berziarah menyaksikan dan merasakan kehadiran Allah melalui PutraNya Jesus Kristus yang lahir, melakukan banyak pengajaran/mujizat, menderita,mati dan dikuburkan serta bangkit pada hari ketiga… Kini, ditanah ini, apa yang selama ini hanya dapat dibaca melalui kesaksian Alkitab, didengar melalui mereka yang telah menginjakkan kaki di sini, telah didepan mata, walaupun tempatnya telah mengalami perubahan besar seiring perkembangan dan kemajuan pesat.
Welcome to Israel. Selamat datang di tanah perjanjian, demikian sapaan akrab dari tour leader yang telah menanti kami di perbatasan … Safi, demikian ia memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya satu persatu rombongan kami… keakraban makin terasa karena ternyata dia fasih berbahasa Indonesia,yang sesekali dicampur dengan logat Manado…
Saat itu rombongan langsung meluncur menuju Betlehem tempat kami akan menginap… perjalanan kurang lebih 4 jam tidak membuat kami merasa lelah, sebab tak satupun yang ingin memejamkan mata menyaksikan tanah perjanjian itu… ditambah dengan kendaraan yang menggunakan Wi-fi sehingga bias berkomunikasi dengan keluarga,saudara sahabat melalui jejaring social (fb, tweeter) dan media internet lainnya secara gratis…
Dalam perjalanan ini kami melewati Laud Mati (Dead sea), kemudian singgah ditempat yang diyakini tempat istri Lot menjadi tiang gara yaitu Sodom dan Gomora… rombongan turun sejenak sekira 15 menit untuk berfoto dengan latar patung tiang garam istri Lot tersebut….. dan tibalah kami di betlehem untuk bermalam di hari pertama.
foto: Istri Lot yang menjadi tiang garam
        di Kota Sodom dan Gomora.




ISRAEL
Israel (bahasa Ibrani מדינת ישראל Medinat Yisra‘el, Arab دولة إسرائيل Dawlat Isrā'īl) adalah sebuah negara di Timur Tengah yang dikelilingi Laut Tengah, Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir dan gurun pasir Sinai. Selain itu dikelilingi pula dua daerah Otoritas Nasional Palestina: Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dengan populasi sebesar 7,5 juta jiwa, Israel merupakan satu-satunya negara Yahudi di dunia.[7] Selain itu, terdapat pula beberapa kelompok etnis minoritas lainnya, meliputi etnis Arab yang berkewarganegaraan Israel, beserta kelompok-kelompok keagamaan lainnya seperti Muslim, Kristen, Druze, Samaria, dan lain-lain.
Pendirian negara modern Israel berakar dari konsep Tanah Israel (Eretz Yisrael), sebuah konsep pusat Yudaisme sejak zaman kuno,[8] yang juga merupakan pusat wilayah Kerajaan Yehuda kuno. Setelah Perang Dunia I, Liga Bangsa-Bangsa menyetujui dijadikannya Mandat Britania atas Palestina sebagai "negara orang Yahudi".[9] Pada tahun 1947, PBB menyetujui Pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Yahudi dan satu negara Arab.[10] Pada 14 Mei 1948, Israel memproklamasikan kemerdekaannya dan ini segera diikuti oleh peperangan dengan negara-negara Arab di sekitarnya yang menolak rencana pembagian ini. Israel kemudian memenangkan perang ini dan mengukuhkan kemerdekaannya. Akibat perang ini pula, Israel berhasil memperluas batas wilayah negaranya melebihi batas wilayah yang ditentukan oleh Rencana Pembagian Palestina. Sejak saat itu, Israel terus menerus berseteru dengan negara-negara Arab tetangga, menyebabkan peperangan dan kekerasan yang berlanjut sampai saat ini.[11] Sejak awal pembentukan Negara Israel, batas negara Israel beserta hak Israel untuk berdiri telah dipertentangkan oleh banyak pihak, terutama oleh negara Arab dan para pengungsi Palestina. Israel telah menandatangani perjanjian damai dengan Mesir dan Yordania, namun usaha perdamaian antara Palestina dan Israel sampai sekarang belum berhasil.
Israel merupakan negara demokrasi dengan sistem pemerintahan parlementer dan hak pilih universal.[12][13] Perdana Menteri Israel menjabat sebagai kepala pemerintahan dan Knesset bertugas sebagai badan legislatif Israel. Dalam hal produk domestik bruto, ekonomi negara ini menduduki peringkat ke-44 di dunia.[14] Israel memiliki peringkat Indeks Pembangunan Manusia[15], kebebasan pers,[16] dan daya saing ekonomi[17] yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara Arab di sekitarnya. Menurut hukum negara Israel, ibukota Israel adalah Yerusalem. Walaupun demikian badan PBB dan kebanyakan negara di dunia tidak mengakuinya.
Etimologi
Selama lebih dari tiga ribu tahun, nama "Israel" memiliki pengertian umum dan religi sebagai Tanah Israel ataupun keseluruhan negara Yahudi.[18] Menurut Alkitab, Yakub dinamai Israel setelah berhasil bergumul dengan seorang malaikat Tuhan.[19]
Berdasarkan penemuan artefak arkeologi, nama "Israel" (selain sebagai nama pribadi) paling awal disebutkan di prasasti Merneptah Mesir kuno (sekitar akhir abad ke-13 SM). Pada prasasti tersebut nama "Israel" itu sendiri merujuk kepada sekelompok orang yang berasal dari tanah tertentu.[20] Negara modern Israel dinamakan Medinat Yisrael, yang artinya "Negara Israel". Selain itu, terdapat pula nama-nama lain yang digagaskan, meliputi Eretz Israel ("Tanah Israel"), Zion, dan Judea , namun semuanya ditolak.[21] Dalam Bahasa Inggris, warga negara/orang Israel disebut sebagai Israeli. Istilah tersebut dipilih oleh pemerintah Israel pada awal kemerdekaannya. Hal ini secara resmi diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Moshe Sharett.[22]
Daerah ini juga dikenal sebagai Tanah Suci, yang suci untuk semua agama Abrahamik termasuk Yahudi, Kristen, Islam dan kepercayaan Bahá'í. Sebelum Deklarasi Kemerdekaan Israel 1.948, seluruh wilayah ini dikenal dengan berbagai nama lain, termasuk Suriah Selatan, Suriah Palestina, Kerajaan Yerusalem, Provinsi Iudaea, Coele-Suriah, Retjenu, Kanaan dan, khususnya, Palestina.

Awal Sejarah
Tanah Israel, yang dikenal dalam bahasa Ibrani sebagai Eretz Yisrael, merupakan tanah suci orang Yahudi. Menurut kitab Taurat, Tanah Israel dijanjikan kepada tiga Patriark Yahudi oleh Tuhan sebagai tanah air mereka[23][24]. Pada cendekiawan memperkirakan periode ini ada pada milenium ke-2 SM.[25] Menurut pandangan tradisional, sekitar abad ke-11 SM, beberapa kerajaan dan negara Israel didirikan disekitar Tanah Israel; Kerajaan-kerajaan dan negara-negara ini memerintah selama seribu tahun ke depan.[26]
Antara periode Kerajaan-kerajaan Israel dan penaklukan Muslim abad ke-7, Tanah Israel jatuh di bawah pemerintahan Asiria, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Sassania, dan Bizantium.[27] Keberadaan orang Yahudi di wilayah tersebut berkurang drastis setelah kegagalan Perang Bar Kokhba melawan Kekaisaran Romawi pada tahun 132, menyebabkan pengusiran besar-besaran Yahudi. Pada tahun 628/9, Kaisar Bizantium Heraklius memerintahkan pembantaian dan pengusiran orang-orang Yahudi, mengakibatkan populasi Yahudi menurun lebih jauh. Walau demikian, terdapat sekelompok kecil populasi Yahudi yang masih menetap di tanah Israel. Tanah Israel direbut dari Kekaisaran Bizantium sekitar tahun 636 oleh penakluk Muslim. Selama lebih dari enam abad, kontrol wilayah tersebut berada di bawah kontrol Umayyah,[28] Abbasiyah,[29] dan Tentara Salib sebelum jatuh di bawah Kesultanan Mameluk pada tahun 1260. Pada tahun 1516, Tanah Israel menjadi bagian dari Kesultanan Utsmaniyah, yang memerintah wilayah tersebut sampai pada abad ke-20.[30]
Agama
Israel didirikan sebagai negara kaum Yahudi dan sering kali disebut sebagai negara Yahudi. Hukum negara ini memberikan para Yahudi dan orang-orang yang berketurunan Yahudi hak untuk mendapatkan kewarganegaraan Israel.[220] Lebih dari tiga per empat, atau 75,5% populasi Israel adalah Yahudi yang berlatarbelakang berbeda-beda. Sekitar 68% Yahudi Israel dilahirkan di Israel, 22%-nya merupakan imigran dari Eropa dan Amerika, dan 10%-nya merupakan imigran dari Asia dan Afrika (termasuk pula dari Arab).[221] Afiliasi keagamaan penduduk Yahudi Israel bervariasi: 55%-nya mengaku sebagai "tradisional", sedangkan 20%-nya menganggap dirinya sendiri sebagai "Yahudi sekuler", 17% mengaku sebagai "Yahudi Ortodoks"; sisa 8%-nya mengaku sebagai "Yahudi Haredi"[222]
Umat Muslim mencapai 16% total populasi Israel dan merupakan agama minoritas terbesar di Israel. Sekitar 2% populasi beragama Kristen dan 1,5%-nya beragama Druze.[223] Populasi umat Kristen ini termasuk pula Arab Kristen dan Yahudi Mesiah.[224] Terdapat pula sebagian kecil kelompok agama seperti agama Buddha dan Hindu.[225]
Kota Yerusalem merupakan kota yang penting bagi umat Yahudi, Muslim, dan Kristen. Yerusalem merupakan tempat beradanya Tembok Ratapan dan Bait Allah, Masjid Al-Aqsa, dan Gereja Makam Kudus. Situs-situs keagamaan yang penting lainnya berlokasi di Tepi Barat, meliputi Makam Yusuf di Shechem, Gereja Kelahiran dan Kuburan Rahel di Betlehem, dan Gua Machpelah di Hebron.

foto: Latar belakang patung Tiang Garam istri Lot.
Malam pertama di betlehem: Hotel Mount David.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar